Menurut saya ambisi adalah sebuah Tujuan yang bagus, agar kita mempunyai Target / Tujuan hidup. Tidak ada yang salah dengan ambisi, karena berkaitan dengan kebutuhan hidup di dunia.
Ambisi akan muncul dari keinginan untuk;
- Pembuktian
- Kekuasaan
Rata-rata manusia yang memiliki Ambisi, karena ingin mendapatkan Pembuktian; dilandasi oleh Sikap Kecewa / Marah / Dendam. Membuktikan diri bahwa dia sanggup seperti orang lain, dalam artian sosok seseorang yang selalu disepelekan atau dianggap tidak ada; maka dia akan mengumpulkan do'a, Ilmu pengetahuan dan kekuatan dari Tuhan untuk mencapai Pembuktian.
Proses yang dilakukan tidak dapat terhitung cepat / instant, tapi penuh dengan pengorbanan, perlawanan terhadap diri sendiri, keras mendidik diri agar disiplin, tetap berpegang teguh pada prisip dan tidak goyah tentang Tujuan.
Proses yang dilakukan tidak dapat terhitung cepat / instant, tapi penuh dengan pengorbanan, perlawanan terhadap diri sendiri, keras mendidik diri agar disiplin, tetap berpegang teguh pada prisip dan tidak goyah tentang Tujuan.
Manusia yang memiliki Ambisi Pembuktian, tidak berfikir Kekuasaan sebagai Tujuannya; melainkan pembuktian bahwa " Saya mampu ".
Sementara Kekuasaan;
Ambisi untuk memiliki kekuasaan didalam sebuah Instansi / Organisasi / Kelompok, tentunya bukan Ambisi Murni. Melainkan Ambisi atau bisikan dari orang lain, Simple!. Dia termakan oleh ojokan orang lain, dengan kata lain bodoh / tidak mengetahui apa yang dia kerjakan.
Jika Ada seseorang yang baru masuk di sebuah kelompok, kemudian dia berdiskusi mengenai apa yang dia lakukan didalam kelompok itu kepada orang lain diluar kelompok. Seorang teman / keluarga / siapapun dari seseorang ini.
Jika memiliki otak tidak waras / serakah akan kekuasaan; akan menularkan Racun yang sama ke "orang baru".
Jika memiliki otak tidak waras / serakah akan kekuasaan; akan menularkan Racun yang sama ke "orang baru".
Maka masuklah saran-saran atau diskusi bahwa,
" Anda bisa jatuhin dia (rekan kerja), untuk mencapai tujuan "
" Kerjaan itu mah gampang, kenapa bukan anda aja yang pimpin "
" Lakukan pendekatan licin dengan atasan "
" Ambil sekutu sebanyak-banyaknya "
Sayangnya;
Para orang baru yang bodoh dan haus akan kekuasaan, akan tergoda dengan Uang; Mereka berfikir semua mudah dan instant.
Prinsip hidup sudah tidak ada lagi didalam kepala mereka, yang ada hanya "bagaimana caranya, saya bisa menyingkirkan mereka semua dan saya yang menang; saya yang memegang kekuasaan disini"
Sorry to say; Idiot!
Orang seperti ini, ibaratnya: Ingin memakan Daging, tapi tidak punya gigi.
- Murah
- Tidak punya malu
- Tidak mengukur
- Bisa menjual Prinsip hidup demi ambisi kekuasaan yang bahkan dia gak tau itu apa (kasihan ya..).
- Kata lainnya, karena dia tau gak punya gigi; maka tidak akan masalah dia makan daging hasil muntahan orang lain, toh yang penting makan daging.
- Menyepakati beberapa hal didalam kelompok, tapi dia sendiri melanggarnya. Berfikir tidak ada yang tau dan merasa paling pintar, oh tuhan; orang ini sungguh tidak tau malu dan pintar dalam kebodohan.
Cara paling mudah mengetahuinya adalah:
** Suka sekali mengadu domba / memberikan laporan palsu, yang difikir tidak akan ada orang yang menyadarinya. (Lihat kan?, betapa bodohnya manusia ini).
** Dibutakan oleh ambisi kekuasaan yang jika lambat dia raih, akan semakin menggila dan semakin membuat dia stress.
** Tidak punya sopan santun, cenderung memerintah / meminta tolong tanpa memikirkan etika (menurut dia ini wajar).
** Merasa paling pintar
** Suka menjilat / menjual nada suara yang serak-serak menggoda, demi mendapatkan perhatian pimpinan.
** Tidak berfikir jauh dan matang seperti Ambisi Pembuktian
** Tidak memiliki pengalaman yang berkualitas
** Merasa bangga (cenderung sombong), jika diminta untuk menggantikan seseorang walau hanya 1 hari. Menganggap ini hal yang begitu mudah, padahal ada hal yang harus dipertanggung jawabkan dibelakangnya.
** Menuduh orang berbohong, untuk menutupi kebohongan yang dia lakukan.
** Bossy
** Mencampur-adukkan, Ilmu Pengetahuan dengan Agama dan Politik; yang bahkan dia tidak mengetahui apa itu dan bagaimana mengolahnya (menjadi titik lemah, seolah pintar padahal *****).
** Dan masih banyak lagi..
2 karakter diatas, sudah pernah saya lihat dari pengalaman kerja saya sekian tahun. Bukan masalah bagi saya, selama tidak mengganggu aktivitas keseharian saya di pekerjaan.
Saya hidup mencari kedamaian, bukan mencari tau hal kosong.
Dengan tabiat saya yang keras, jika saya tidak suka maka saya tidak suka. Dan bersyukurnya saya, ada banyak teman-teman lama saya yang sadar bahwa, saya ini sulit untuk ditebak; Diam nya saya itu ada sesuatu, Bicaranya saya pun itu ada maksud yang tersirat.
Jadi ya mohon maaf..
Jika anda tersinggung / bergetar / lebih menantang karena membaca ini, sebaiknya anda hentikan sekarang juga kedzoliman tersebut; karena anda sudah ketahuan, jauh sebelum ini ditulis.
Dan berhentilah mencari sekutu, untuk menutupi ketakutan anda.
Salam,
0 komentar:
Posting Komentar