"Ibu gak mau tau ya, kamu harus nikahin Ana. Biarin aja Kinan, salah dia sendiri belum kasih saya cucu. Lagi pula Ana itu anak Yatim, Ibu kasihan melihat dia tidak ada yang mengurus.". Ucap Bu Mona
"Tapi Bu.." Balas Gagan
"Ibu sudah bilang tadi kan?, tidak ada alasan. Kamu sadar Gan, Kinan itu banyak penyakit kronis dia tidak mungkin memberi Ibu Cucu". Gagan terdiam.
Kinan mendengar percakapan dari dalam kamar, hanya mampu menahan suara tangis.
Percakapan berjalan alot selama 3 jam.
"Pokoknya Ibu gak mau tau ya, tanggal, acara semua biar Ibu yang atur. Kamu tinggal manut, nikahin Ana." Ucap Bu Mona sambil bersiap-siap pulang. "Mana istri mu?, Ibu mau pulang".
Gagan berangkat memangil Kinan.
"Kinan, saya pulang dulu. Kamu urus Suamimu dengan benar ya, 2 bulan lagi dia akan saya jodohkan dengan Ana" Ucap Bu Mona
Kinan tersenyum dengan wajah merah menahan tangis, Mereka mengantar Bu Mona sampai depan rumah.
Mereka duduk berdua disofa, sambil Kinan merapikan Meja, Gagan mulai percakapan.
"Sayang, menurut kamu gimana?. Ibu ingin aku menikahi Ana" Ucap Gagan
Kinan tidak sanggup berkata-kata, dia hanya sibuk merapikan meja sambil menitikkan airmata.
Minggu ke-2
"Sayang, buatin aku sarapan dong.. Roti bakar aja sayang" Bisik Manja Kinan ke Gagan yang masih asik ngulik ditempat tidur
Gagan terbangun, duduk lalu mencari dompet.
"Kamu beli aja sayang, aku capek. Terserah mau beli apa aja, aku gak usah masih kenyang soalnya" Balas Gagan
Kinan berkata "Enggak ah sayang, aku mau Roti Bakar buatan kamu aja"
"Aku capek sayang" Tegas Gagan dengan Nada tinggi dan Mata Melotot. "Kamu ambil aja uangnya, aku mau tidur" Ucap Gagan sambil melempar Dompet ke Kinan.
Kinan berangkat dari tempat tidur dan mengambil dompet, meletakkannya diatas Meja kamar tidur. Dia berjalan ke dapur sambil melihat sisa nasi tadi malam.
"Oh masih ada nasi, lumayan untuk sarapan sama Telor"
Kinan menggoreng telor dan sarapan diruang tengah sambil nonton reality show, suapan pertama terasa enak, suapan kedua kinan tertawa melihat acara, suapan ketiga Kinan menitikkan Airmata.
"Besok jalan-jalan yuk, aku bosan dirumah terus" Rengek Kinan
"Boleh, mau jalan kemana sayang?" Balas Gagan
"Kita rencanain besok ya sayang, tapi aku mau seharian ya dari pagi" Balas Kinan
"Asal kamu kuat aja, jangan lupa Topi dibawa loh. Aku gak mau nanti kamu sakit" Ucap Gagan
"Hohoho, itu mah beres. Aku mau buat daftar dulu, besok enaknya kemana aja" Balas Kinan
"Terserah" Balas Gagan sambil melirik daftar tujuan jalan-jalan besok.
Esok harinya Kinan dan Gagan tamasya, menjelajahi Daftar yang sudah Kinan Buat.
Malam harinya mereka ngobrol tentang jalan-jalan hari itu, Kinan tentunya yang paling antusias. Dia mengeluarkan semua foto dan barang yang dia beli saat bertamasya tadi pagi.
(Handphone berdering)
"Gan, minggu depan Ibu ke rumah ya. Sekalian ajak Ana, mau Ibu kenalin ke Kamu." ucap Bu Mona
"Iya Bu" Balas Gagan
(Handphone dimatikan)
"Siapa mas?" Tanya Kinan
"Ibu" Balas gagan
"Ibu kenapa?" Ucap Kinan
"Gak kenapa2" Ucap Gagan sambil memeluk Kinan.
Minggu ke-5
(Hening)
"Sayang, aku nikahin Ana ya" Ucap Gagan
Kinan hanya diam.
2 hari kemudian, Gagan masih membahas hal yang sama. Dia menyebut "Kasihan Ana tidak ada yang merawat dan dia terlihat baik juga Ramah".
"Kamu mau aku gimana?" Ucap Kinan sambil termenung
"Jawab yang bener sayang" Tegas Gagan
"Kamu mau aku membasuh kalian berdua setelah keluar dari kamar?, kamu mau aku melihat kalian berdua tidur didalam 1 kamar?, kamu mau apa lagi?, gak sekalian aku menjilati Tubuh kalian bedua nantinya?. Jangan pandang aku sebagai Istri kamu, coba bayangkan seandainya aku adalah Anak kita, apa kamu mau?" Sinis Kinan
Gagan menjadi Geram lalu berkata dengan nada tinggi: "Jaga Ucapan kamu!"
(Hening)
"Aku lupa, aku belum memberi kamu anak" Ucap Kinan merunduk
"Terserah" Tegas Gagan
Semenjak hari itu, Kinan sering termenung. Setiap aktivitasnya dia lakukan dengan Mata Kosong. Saat berbicang dengan Gagan, Kinan tidak merasakan apa-apa. Gagan sadar tapi dia tetap mengalihkan fikirannya. Gagan tetap melakukan aktivitas hariannya walau terkadang kesal, dia tetap mengajak Kinan untuk Fokus. Hingga suatu hari, Gagan menginginkan sesuatu. Kinan memenuhinya namun tetap tanpa ekspresi.
Gagan menjadi geram dan menarik tangan Kinan sambil berkata: "Kamu kenapa?"
"Gak ada apa-apa" Balas kinan
"Lalu kenapa belakangan ini hanya diam, tidak biasanya kamu seperti ini". Ucap Gagan
"Perasaan kamu aja kok" Tangkis Kinan
Karena kesal tidak mendapatkan jawaban dari Bibir Kinan, Gagan berkata: "Terserah" lalu mendorong Kinan hingga kepala Kinan Membentur Dinding dengan sangat Keras.
"Sayang" Ucap Panik Gagan dalam hati
Kinan terduduk, darah bercucuran keluar dari Hidungnya. Kinan memejamkan mata menahan sakit dikepalanya.
Gagan termenung melihatnya dan Kinan segera bangun sambil berpegangan didinding dan agak menggoyangkan Kepala agar pandangannya kembali Fokus. Kinan terus berjalan ke dalam kamar tanpa sedikitpun kata terucap.
Esok paginya
"Ma, Mama.." Ucap Kinan ditelpon
"Iya nak, kenapa?" Balas Bu Zalma
"Mama udah sarapan?" Ucap Kinan
"Sudah nak, Kinan lagi apa?" Balas Bu Zalma
"Baru bangun nih ma, bingung mau masak apa" Ucap Kinan
"Masak Bistik Ayam aja, Gagan kan suka" Balas Bu Zalma
"Iya deh, mama jaga kesehatan ya ma. Jangan kecapean, bulan depan Kinan main kesana ya ma" Ucap Kinan
"Iya, mama tunggu" Balas Bu Zalma
(Handphone Dimatikan)
"Kamu telpon siapa?" Ucap Gagan Heran
"Mama" Balas Kinan
"Oh, masak apa nanti?" Tanya Gagan
"Bistik aja ya sayang" Balas Kinan
"Ya udah. (Diam) Gimana kepala kamu?" Ucap Gagan
"Gak apa-apa" Balas Kinan
"Ya udah" Balas Gagan
Kinan tersenyum dengan wajah merah menahan tangis, Mereka mengantar Bu Mona sampai depan rumah.
Mereka duduk berdua disofa, sambil Kinan merapikan Meja, Gagan mulai percakapan.
"Sayang, menurut kamu gimana?. Ibu ingin aku menikahi Ana" Ucap Gagan
Kinan tidak sanggup berkata-kata, dia hanya sibuk merapikan meja sambil menitikkan airmata.
*****
Minggu ke-2
"Sayang, buatin aku sarapan dong.. Roti bakar aja sayang" Bisik Manja Kinan ke Gagan yang masih asik ngulik ditempat tidur
Gagan terbangun, duduk lalu mencari dompet.
"Kamu beli aja sayang, aku capek. Terserah mau beli apa aja, aku gak usah masih kenyang soalnya" Balas Gagan
Kinan berkata "Enggak ah sayang, aku mau Roti Bakar buatan kamu aja"
"Aku capek sayang" Tegas Gagan dengan Nada tinggi dan Mata Melotot. "Kamu ambil aja uangnya, aku mau tidur" Ucap Gagan sambil melempar Dompet ke Kinan.
Kinan berangkat dari tempat tidur dan mengambil dompet, meletakkannya diatas Meja kamar tidur. Dia berjalan ke dapur sambil melihat sisa nasi tadi malam.
"Oh masih ada nasi, lumayan untuk sarapan sama Telor"
Kinan menggoreng telor dan sarapan diruang tengah sambil nonton reality show, suapan pertama terasa enak, suapan kedua kinan tertawa melihat acara, suapan ketiga Kinan menitikkan Airmata.
*****
"Besok jalan-jalan yuk, aku bosan dirumah terus" Rengek Kinan
"Boleh, mau jalan kemana sayang?" Balas Gagan
"Kita rencanain besok ya sayang, tapi aku mau seharian ya dari pagi" Balas Kinan
"Asal kamu kuat aja, jangan lupa Topi dibawa loh. Aku gak mau nanti kamu sakit" Ucap Gagan
"Hohoho, itu mah beres. Aku mau buat daftar dulu, besok enaknya kemana aja" Balas Kinan
"Terserah" Balas Gagan sambil melirik daftar tujuan jalan-jalan besok.
Esok harinya Kinan dan Gagan tamasya, menjelajahi Daftar yang sudah Kinan Buat.
Malam harinya mereka ngobrol tentang jalan-jalan hari itu, Kinan tentunya yang paling antusias. Dia mengeluarkan semua foto dan barang yang dia beli saat bertamasya tadi pagi.
(Handphone berdering)
"Gan, minggu depan Ibu ke rumah ya. Sekalian ajak Ana, mau Ibu kenalin ke Kamu." ucap Bu Mona
"Iya Bu" Balas Gagan
(Handphone dimatikan)
"Siapa mas?" Tanya Kinan
"Ibu" Balas gagan
"Ibu kenapa?" Ucap Kinan
"Gak kenapa2" Ucap Gagan sambil memeluk Kinan.
*****
Minggu ke-5
(Hening)
"Sayang, aku nikahin Ana ya" Ucap Gagan
Kinan hanya diam.
2 hari kemudian, Gagan masih membahas hal yang sama. Dia menyebut "Kasihan Ana tidak ada yang merawat dan dia terlihat baik juga Ramah".
"Kamu mau aku gimana?" Ucap Kinan sambil termenung
"Jawab yang bener sayang" Tegas Gagan
"Kamu mau aku membasuh kalian berdua setelah keluar dari kamar?, kamu mau aku melihat kalian berdua tidur didalam 1 kamar?, kamu mau apa lagi?, gak sekalian aku menjilati Tubuh kalian bedua nantinya?. Jangan pandang aku sebagai Istri kamu, coba bayangkan seandainya aku adalah Anak kita, apa kamu mau?" Sinis Kinan
Gagan menjadi Geram lalu berkata dengan nada tinggi: "Jaga Ucapan kamu!"
(Hening)
"Aku lupa, aku belum memberi kamu anak" Ucap Kinan merunduk
"Terserah" Tegas Gagan
Semenjak hari itu, Kinan sering termenung. Setiap aktivitasnya dia lakukan dengan Mata Kosong. Saat berbicang dengan Gagan, Kinan tidak merasakan apa-apa. Gagan sadar tapi dia tetap mengalihkan fikirannya. Gagan tetap melakukan aktivitas hariannya walau terkadang kesal, dia tetap mengajak Kinan untuk Fokus. Hingga suatu hari, Gagan menginginkan sesuatu. Kinan memenuhinya namun tetap tanpa ekspresi.
Gagan menjadi geram dan menarik tangan Kinan sambil berkata: "Kamu kenapa?"
"Gak ada apa-apa" Balas kinan
"Lalu kenapa belakangan ini hanya diam, tidak biasanya kamu seperti ini". Ucap Gagan
"Perasaan kamu aja kok" Tangkis Kinan
Karena kesal tidak mendapatkan jawaban dari Bibir Kinan, Gagan berkata: "Terserah" lalu mendorong Kinan hingga kepala Kinan Membentur Dinding dengan sangat Keras.
"Sayang" Ucap Panik Gagan dalam hati
Kinan terduduk, darah bercucuran keluar dari Hidungnya. Kinan memejamkan mata menahan sakit dikepalanya.
Gagan termenung melihatnya dan Kinan segera bangun sambil berpegangan didinding dan agak menggoyangkan Kepala agar pandangannya kembali Fokus. Kinan terus berjalan ke dalam kamar tanpa sedikitpun kata terucap.
Esok paginya
"Ma, Mama.." Ucap Kinan ditelpon
"Iya nak, kenapa?" Balas Bu Zalma
"Mama udah sarapan?" Ucap Kinan
"Sudah nak, Kinan lagi apa?" Balas Bu Zalma
"Baru bangun nih ma, bingung mau masak apa" Ucap Kinan
"Masak Bistik Ayam aja, Gagan kan suka" Balas Bu Zalma
"Iya deh, mama jaga kesehatan ya ma. Jangan kecapean, bulan depan Kinan main kesana ya ma" Ucap Kinan
"Iya, mama tunggu" Balas Bu Zalma
(Handphone Dimatikan)
"Kamu telpon siapa?" Ucap Gagan Heran
"Mama" Balas Kinan
"Oh, masak apa nanti?" Tanya Gagan
"Bistik aja ya sayang" Balas Kinan
"Ya udah. (Diam) Gimana kepala kamu?" Ucap Gagan
"Gak apa-apa" Balas Kinan
"Ya udah" Balas Gagan
Sumber Video: Youtube.com
*****
Minggu ke-6
Kinan merasakan sakit yang begitu Kuat dibagian Leher hingga Kepala, hari itu dia izin tidak masuk kantor. Seharian dia hanya Memasak dan Istirahat, sambil menunggu Gagan pulang ke Rumah. Malam itu dia ingin sekali dimanja oleh Gagan, namun dia tau suasana Hati Gagan sedang tidak bagus. Jadilah dia fokuskan diri ke Gagan, supaya beban Fikiran Gagan berkurang.
Menjelang Tidur, Kinan mendekatkan diri ke Gagan lalu memeluknya dari Belakang dan berkata: "Sayang.. Sayang.. Sayang.." Kinan langsung tertidur. Didalam tidurnya Kinan bermimpi sedang duduk termenung, namun tiba-tiba ada anak kecil perempuan yang menghampiri lalu memeluk dan memanggilnya Mama. Mereka bercanda didalam mimpi sehingga membuat Kinan terbuai dan melupakan apa yang sedang terjadi.
Sumber Gambar: Google.com
Gagan tidak heran melihat Kinan seperti itu, karena memang Kinan jika sedang ingin dimanja akan melakukan hal yang sama.
Besok paginya Gagan bangun dan Kinan masih tidur disebelahnya, dia memegang kening Kinan lalu menciumnya. Dia tidak membangunkan Kinan, sengaja agar Kinan Istirahat dan tidak berangkat kerja. "Aku berangkat ya sayang" Bisik Gagan ditelinga Kinan, namun Kinan tidak memberikan respon apapun. Gagan tetap berangkat, mengunci Rumah dari Luar.
Malam hari Gagan pulang, membawa Makan Malam. Karena dia sudah mengirimkan SMS ke Kinan untuk tidak masak. Sampai dirumah Gagan bingung, Lampu Rumah belum dinyalakan dan kondisi didalampun gelap gulita.
"Sayang, Sayang.. Kamu dimana?" Ucap Gagan sambil menyalakan lampu satu persatu.
(Gagan menghentkan langkahnya) Berfikir mungkinkah Kinan pergi ke rumah orang tuanya dan tanpa pamit?, Gagan mengambil kesimpulan "Ya"
Dia duduk diruang tamu, menyalakan TV dan duduk bersandar disofa. Setelah beberapa menit, dia bangun hendak mandi. Pintu Kamar Tidur dia buka, lampu dia nyalkan dan ternyata Kinan ada diatas Tempat Tidur dengan Posisi dan Baju yang sama.
******
Minggu Ke-7
Seminggu sudah Kinan dirawat dan hingga saat ini belum ada kemajuan yang berarti, Gagan merasa Sepi dirumah walau banyak orang sibuk didalamnya. Malam itu terasa sungguh Sunyi, (sadar) dia tidak dapat terbiasa tidur tanpa Kinan disampingnya. 4 jam hanya memutari tempat tidur, mengganti Bantalnya dengan Bantal Kinan. Sudah mulai terdengar Ayat Suci Al-Quran dibacakan di Masjid pertanda Subuh sebentar lagi datang.
Tiba-tiba pandangan Gagan tertuju pada Lemari Pakaian, satu persatu dia keluarkan Pakaian Kinan dan menghirup aroma Tubuh Kinan. Tak sengaja Gagan melihat Diary Book milik Kinan, dia tersenyum dan mengambilnya. Dengan duduk santai diatas tempat tidur, Gagan membaca setiap detail tulisan.
Kumpulan foto-foto, sketsa kejadian, bahkan ada perasaan terluka Kinan yang Dia simpan selama ini. Gagan menghela nafas dan termenung, tiba-tiba muncul sekelibat kenangan tentang perjalanan mereka berdua. Mulai dari awal, susah bersama, senang bersama, bagaimana dia memanjakan Kinan, bagaimana dia berbuat kasar dengan kinan, bagaimana wajah kinan tertawa, marah, cemberut bahkan menahan airmata.
Dada Gagan mendadak terasa begitu sakit, wajahnya memerah dan tidak bisa bernafas dalam beberapa detik.
Segera Gagan mengambil Handphone dan menelpon Dokter Frans.
"Ada apa Gan?, ini masih pagi" Ucap Dokter Frans
"Dok, tolong selamatkan Kinan ya. Saya mohon, berapapun biayanya saya pasti ada" Balas Gagan sedikit Panik
"Kamu tenang aja Gan, saya sudah tau dan kondisi Kinan sudah ada kemajuan" Jelas Dokter Frans
"Gagan, Gagaan, ayo bangun sudah pagi. Kita sarapan bareng, gak enak nih Ana baru dateng kok kamu masih dikamar. Ayo nak" Panggil Bu Mona
Gagan keluar kamar dan disambut oleh Ana, dia langsung menuju ruang makan tanpa melihat sekeliling.
"Nah ayo kita makan" Ajak Bu Mona sambil memanggil Ana.
"Mas, kabar Mba Kinan gimana?" Ucap Ana mengakrabkan diri
"Baik" Balas Gagan
Sambil tersenyum Bu Mona memegang tangan Gagan lalu berkata: "Kinan itu anak yang baik, dia Kuat dan Ibu yakin dia akan sembuh. Kamu tenang aja ya, Ibu sudah hafal dengan penyakitnya" sambil melirik tersenyum ke Ana.
Gagan tidak memberikan respon apa-apa, dia hanya sibuk makan dan menghabiskan apa yang ada dipiring.
"Gak terasa ya, minggu depan kalian menikah. Ibu senang sekali. Yang baik-baik nanti berumah tangga. Dan kamu gagan harus Adil jadi Suami. Ana kan baru menjadi Istri, kamu harus lebih memprioritaskan Ana ya" Oceh Bu Mona dimeja makan.
(Prank..)
Tangan Gagan menghentak Meja Makan dengan Keras dan pergi.
Ana dan Bu Mona terkejut, dengan segera Bu Mona mengejar Gagan sambil berkata: "Kamu jangan tidak sopan Gagan, kamu begini pasti karena Kinan yang merawat dan meracuni fikiran kamu. Ya kan??.. Kinan itu ga baik untuk kamu, buktinya hingga saat ini jangankan Punya anak, hamil pun dia tidak. Dia hanya bolak-balik saja ke rumah sakit, menghabiskan uang kamu. Apa dia istri yang baik?"
"Aku tidak ingin menikah lagi Bu, aku hanya ingin dengan Kinan. Aku sayang dia dan kami pasti akan punya anak. Ibu bahkan tidak mengenal Kinan, Ibu hanya mendengar kata-kata Mba Murni tanpa memikirkan perasaan aku sebagai anak" Teriak Gagan
Ibu Mona menangis melihat Gagan meneriaki dirinya, segera Mba Murni bangkit dan memopoh Bu Mona.
"Jangan gitu lah Gan, sama Ibu kok begitu. Ga baik."Ucap Mba Murni
Gagan masuk kamar dan mandi lalu pergi ke rumah sakit.
Selama tinggal dirumah sakit selama 4 hari, dia tidak beranjak sedikitpun, hanya duduk disebelah Tempat Tidur Kinan, menggenggam dan Mencium Kinan. Wajahnya memerah menahan tangis.
"Yang kuat Gan, yakin Kinan pasti sembuh" Ucap Dokter Frans sambil meneguhkan Pundak Gagan.
(Handpohe berdering) Gagan tidak mengangkatnya.
"Angkatlah Gan, tidak baik Ibu menelfon tidak kamu angkat" Rayu Dokter Frans
"Saya lelah Dok" Balas Gagan
"Angkat, dia orang tua kamu. Kinan pun akan mengucapkan hal yang sama saat ini" Ucap Dokter Frans
"Oke" Ucap Gagan
"Gagan kapan kamu mau pulang?, besok sudah hari perhikahan kamu. Ibu minta tolong kamu pulang, tapi kalo kamu tetap mau disana dan tidak ingin menikah ya sudah. Biar Ibu yang menanggung semua malu, kamu kan tidak perduli rasa sakit yang Ibu rasakan" Ucap Bu Mona didalam telpon
"Nanti saya kesana" Balas Gagan
"Tidak usah, biar Ibu yang selesaikan" Balas Bu Mona
(Handphone dimatikan)
"Dok, saya pulang sebentar. Tolong titip Kinan, segera kabari saya jika ada kabar apapun itu" Ucap Gagan
"Pasti" balas Dokter Frans
Gagan pun pergi, namun Wajah Dokter Frans sekejak berubah kecewa saat Gagan sudah meninggalkan ruang rawat.
"Kinan, Surga tidak tidak Mudah" Ucap Dokter Frans.
Hari pernikahan (Minggu ke-8)
Gagan tetap melaksanakan Akad nikah di hari itu, Jumat, 24 September 2019. Sementara Kinan sedang Koma, terbaring di ICU bertahan dengan penyakitnya. Setelah Gagan selesai mengucap Akad Nikah dan dinyatakan Sah, Kinan menitikkan Airmata dan tekanan jantungnya turun secara perlahan dan menghilang. Dokter dan Perawat mulai menyiapkan semua peralatan untuk memacu Jantung Kinan agar kembali berfungsi. Ternyata didepan ruang ICU ada Dokter Budi yang sudah 4 hari ini mencari Dokter Frans, hendak memberitahukan bahwa Kinan sedang hamil 3 bukan dan kandungannya sehat. Namun semua sudah terlambat, Kinan sudah tidak ada dan Anak mereka pun tidak ada kesempatan untuk Hidup.
Dokter Frans dan Dokter Budi saling menguatkan.
"Ini yang terbaik untuk Kinan"
"Gagan, saya mohon maaf. Kinan sudah tidak ada"
"Dan ternyata selama ini Kinan sudah hamil 3 bulan dan Kandungannya sehat. Namun dia tidak memiliki kesempatan lebih lama lagi."
Gagan keluar kamar dan disambut oleh Ana, dia langsung menuju ruang makan tanpa melihat sekeliling.
"Nah ayo kita makan" Ajak Bu Mona sambil memanggil Ana.
"Mas, kabar Mba Kinan gimana?" Ucap Ana mengakrabkan diri
"Baik" Balas Gagan
Sambil tersenyum Bu Mona memegang tangan Gagan lalu berkata: "Kinan itu anak yang baik, dia Kuat dan Ibu yakin dia akan sembuh. Kamu tenang aja ya, Ibu sudah hafal dengan penyakitnya" sambil melirik tersenyum ke Ana.
Gagan tidak memberikan respon apa-apa, dia hanya sibuk makan dan menghabiskan apa yang ada dipiring.
"Gak terasa ya, minggu depan kalian menikah. Ibu senang sekali. Yang baik-baik nanti berumah tangga. Dan kamu gagan harus Adil jadi Suami. Ana kan baru menjadi Istri, kamu harus lebih memprioritaskan Ana ya" Oceh Bu Mona dimeja makan.
(Prank..)
Tangan Gagan menghentak Meja Makan dengan Keras dan pergi.
Ana dan Bu Mona terkejut, dengan segera Bu Mona mengejar Gagan sambil berkata: "Kamu jangan tidak sopan Gagan, kamu begini pasti karena Kinan yang merawat dan meracuni fikiran kamu. Ya kan??.. Kinan itu ga baik untuk kamu, buktinya hingga saat ini jangankan Punya anak, hamil pun dia tidak. Dia hanya bolak-balik saja ke rumah sakit, menghabiskan uang kamu. Apa dia istri yang baik?"
"Aku tidak ingin menikah lagi Bu, aku hanya ingin dengan Kinan. Aku sayang dia dan kami pasti akan punya anak. Ibu bahkan tidak mengenal Kinan, Ibu hanya mendengar kata-kata Mba Murni tanpa memikirkan perasaan aku sebagai anak" Teriak Gagan
Ibu Mona menangis melihat Gagan meneriaki dirinya, segera Mba Murni bangkit dan memopoh Bu Mona.
"Jangan gitu lah Gan, sama Ibu kok begitu. Ga baik."Ucap Mba Murni
Gagan masuk kamar dan mandi lalu pergi ke rumah sakit.
Selama tinggal dirumah sakit selama 4 hari, dia tidak beranjak sedikitpun, hanya duduk disebelah Tempat Tidur Kinan, menggenggam dan Mencium Kinan. Wajahnya memerah menahan tangis.
"Yang kuat Gan, yakin Kinan pasti sembuh" Ucap Dokter Frans sambil meneguhkan Pundak Gagan.
(Handpohe berdering) Gagan tidak mengangkatnya.
"Angkatlah Gan, tidak baik Ibu menelfon tidak kamu angkat" Rayu Dokter Frans
"Saya lelah Dok" Balas Gagan
"Angkat, dia orang tua kamu. Kinan pun akan mengucapkan hal yang sama saat ini" Ucap Dokter Frans
"Oke" Ucap Gagan
"Gagan kapan kamu mau pulang?, besok sudah hari perhikahan kamu. Ibu minta tolong kamu pulang, tapi kalo kamu tetap mau disana dan tidak ingin menikah ya sudah. Biar Ibu yang menanggung semua malu, kamu kan tidak perduli rasa sakit yang Ibu rasakan" Ucap Bu Mona didalam telpon
"Nanti saya kesana" Balas Gagan
"Tidak usah, biar Ibu yang selesaikan" Balas Bu Mona
(Handphone dimatikan)
"Dok, saya pulang sebentar. Tolong titip Kinan, segera kabari saya jika ada kabar apapun itu" Ucap Gagan
"Pasti" balas Dokter Frans
Gagan pun pergi, namun Wajah Dokter Frans sekejak berubah kecewa saat Gagan sudah meninggalkan ruang rawat.
"Kinan, Surga tidak tidak Mudah" Ucap Dokter Frans.
*****
Hari pernikahan (Minggu ke-8)
Gagan tetap melaksanakan Akad nikah di hari itu, Jumat, 24 September 2019. Sementara Kinan sedang Koma, terbaring di ICU bertahan dengan penyakitnya. Setelah Gagan selesai mengucap Akad Nikah dan dinyatakan Sah, Kinan menitikkan Airmata dan tekanan jantungnya turun secara perlahan dan menghilang. Dokter dan Perawat mulai menyiapkan semua peralatan untuk memacu Jantung Kinan agar kembali berfungsi. Ternyata didepan ruang ICU ada Dokter Budi yang sudah 4 hari ini mencari Dokter Frans, hendak memberitahukan bahwa Kinan sedang hamil 3 bukan dan kandungannya sehat. Namun semua sudah terlambat, Kinan sudah tidak ada dan Anak mereka pun tidak ada kesempatan untuk Hidup.
Dokter Frans dan Dokter Budi saling menguatkan.
"Ini yang terbaik untuk Kinan"
"Gagan, saya mohon maaf. Kinan sudah tidak ada"
"Dan ternyata selama ini Kinan sudah hamil 3 bulan dan Kandungannya sehat. Namun dia tidak memiliki kesempatan lebih lama lagi."
"Jelas aku tidak sanggup melihat dia berada 1 kamar dengan wanita lain, membayangkannya saja hatiku sudah hancur. Aku tidak sanggup Tuhan, namun aku juga tidak mampu pergi, tetap hidup melihatnya dengan jodoh lain yang Engkau berikan untuknya. Aku harus apa Tuhan?"
"Sayang jangan lupa makan"
"Sayang mau makan apa?"
"Sayang mau aku pijitin?"
"Kamu pasti bisa kok"
"Kamu Egois, ga mikirin aku"
"Kamu Kasar"
"Terima kasih Bunga nya sayang"
"Aku mau kita punya anak"
"Sayang, kalo kita adopsi gimana?
"Sayang, jalan-jalan yuk. Bosan dirumah"
"Sayang, istirahat. Jangan kebanyakan kerja, aku gak mau kamu sakit"
"Sayang, gak boleh gitu sama Ibu dan Bapak"
"Sayang, aku mau sarapan tapi kamu yang masak. Boleh ga?"
"Sayang jangan lupa makan"
"Sayang mau makan apa?"
"Sayang mau aku pijitin?"
"Kamu pasti bisa kok"
"Kamu Egois, ga mikirin aku"
"Kamu Kasar"
"Terima kasih Bunga nya sayang"
"Aku mau kita punya anak"
"Sayang, kalo kita adopsi gimana?
"Sayang, jalan-jalan yuk. Bosan dirumah"
"Sayang, istirahat. Jangan kebanyakan kerja, aku gak mau kamu sakit"
"Sayang, gak boleh gitu sama Ibu dan Bapak"
"Sayang, aku mau sarapan tapi kamu yang masak. Boleh ga?"
Sumber Video: Youtube.com
Ada kisah nyata.. Adat yg terlalu kuat, harus punya penerus laki2.. Si istri sakit, Alhamdulillah ga parah.. Walaupun sakitnya itu harus bikin bolak balik RS rutin supaya ga berkembang. Dan mereka sdh punya 2 anak tapi perempuan.
BalasHapusKinan beruntung hanya si ibu yg ngotot.. Sedangkan dikisah nyata ini, keluarga besar si suami sampai buat meeting mengatur pernikahan dengan orang lain demi mendapatkan keturunan laki2. Selama ini si suami ga mau minta keturunan lagi, karena si istri sudah memasuki usia 40an dan sakit itu tadi, anak pertama mereka sudh 9thn juga.. Tapi.. Cinta nya terlalu besar buat si istri.. Jodoh baru, tanggal nikah udah disiapin.. Tapi si suami dengan keras menolak.. Walaupun dia harus dikeluarkan dari silsilah.. Bukan mau durhaka sama ortu, om, eyang, pak de.. Dan keluarga besar yang sudah cape2 meeting.
Tapi.. Dia punya prinsip dan percaya dia benar.. Akhirnya beberapa bulan kemudian, sang istri hamil.. Walaupun dalam kondisi sakit.. Ga pake liat usg dan pasrah anaknya laki atau perempuan..
Ternyata anaknya laki, dan trnyata juga sang istri berangsur sembuh setelah melahirkan^^
Kisahnya mungkin ga setragis kinan..
Tapi, ini nyata.. Dan lingkungan feodal yg ngga masuk akal sempat membuat pasangan ini kewalahan.
Nyatanya, prinsip dan cinta si suami yang dipegang teguh bisa bikin keadaan membaik.
Poligami boleh, tapi bukan karena paksaan, dan bukan karena kekurangan istri pertama.
Kalau aja si Gagan dari awal pegang teguh prinsipnya, maka kinan ga akan tertekan, dan ga tambah sakit. Iya gaaaa??
Jiiaaah gaya gueeee... Tapi klo udh punya keluarga bukan kah orang tua ga bisa seenaknya aja? Kita istri juga surga nya pindah ke suami kok, suami harus jaga kita dooong. Hormat tetep ke ortu syang juga tetep.. Tapi sebagai nakhoda kapal, jangan mau dong kapalnya di setir orang. ^^
Beeeuuuuh gw yg bikin cerpen di blog lu dit malahan kekekeke....
Just opini loh yeeee
@Mba Ayu Iya mba, betul3 *gaya upin ipin*
HapusSampe hari ini sepertinya msh ada yg seperti itu mba, serem aja liatnya.
T_____T
kaaa ditaaaaaaaaaaaaa....
BalasHapusbaguss bingiitt cerita nya :) kereeen euy...
ampe kebawa nii..
yang namanya penyesalan emang telat datengnya yaa
lah itu si kinan hamil 3 bulan kok gak bilang2 ke si gagan yak? kali aja kan kalo bilang bakalan batal nikah
@Winda Hee :D makasih Nda :D
HapusJadi emg ada plot yg ga aku masukin, Kinan sendiri ga tau klo dia sedang hamil. Sementara Dokter Budi adl Dokter Kandungan yg biasa ngurus Kinan.
Waktu kinan masuk rumah sakit, diambil sample darah dan..... *hayoo coba tebak apa* :D
hai kaka
BalasHapusmbak nya ndutttt :p
BalasHapus@Mas vai : apose mas kibow =))
BalasHapusBlog mu udah lama ga di update ya, update postingan dong.. sayang tuh rengkingnya.