Pallas Athena

Gadis remaja membabi buta mencari arah
Rambut terurai berantakan
Wajah cantik namun begitu kotor dan usang

Jika malam datang; Dia duduk memeluk kedua kakinya
Lalu melantun dengan menitikkan air mata
Jika Pagi menyapa; Dia duduk memeluk kedua kakinya
Lalu melukis pasir cokelat dengan tangan dan menitikkan air mata

Puncak Gunung itu tinggi;
Ingin menaki namun kaki terjerat Rantai Duri
Menusuk hingga ke dalam Daging dan tulang kakinya

Gelisah kian membungkus;
Lalu. Pecah Membuncah.

Gadis itu lari mengelilingi Padang Pasir
Tidak perduli Pagi atau Malam.
Tidak perduli Ranting dikakinya yang sudah merobek-robek daging juga membolongi Tulangnya.

Dia menangis sejadi-jadinya;
Karena dia tau, tidak ada yang mendengar.

Kemudian Gadis itu berhenti dengan jejak darah dimana-mana;
Juga daging kakinya yang sudah bergelimpangan.
Dia mengambil ranting;
Dan

Merobek tangan sebelah kiri
Tepat pada Nadi.
Gading itu tertawa terbahak-bahak sambil menitikkan air mata.
Lalu meminum Darah dia sendiri.

Mata dia Pejamkan;
Menikmati sisa darah tubuhnya.

Tuhan melihat kemudian Murka
Namun Gadis itu hanya berkata dengan mimik polos sambil memberikan tangannya:
"Tuhan Mau?"

Pallas Athena pernah bicara, Tuhan..
Seperti ini: Tidak ada semak didalam Samudra yang tidak bisa dihancurkan

Tuhan semakin Murka
Lalu memecahkan suara yang sanggup membuat Batu menjadi Debu.

Gadis itu diam menenangkan diri sambil menangis
Terus menghisap darah
Hingga darah itu masuk ke mulutnya
Melalui tenggorokannya
Lalu terbuang di Kaki-kakinya.

Salam,

0 komentar:

Posting Komentar

 
Notes Dita Blog Design by Ipietoon