"Sell a man a fish, he eats for a day, teach a man how to fish, you ruin a wonderful business opportunity"
-Karl Max-
Sisi positif menghasilkan Optimisme namun Negatif terlahir dengan penguasaan terhadap alam. Alam hanya menyediakan bahan mentah untuk diolah, pengucapan mendasar sebagai Bukti kekayaan. Omong kosong jika Manusia tidak ingin memilikinya secara utuh dan bahkan ada beberapa kalangan yang justru memanfaatkan segala fasilitas dan kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Modus produksi dominan masa kini dengan pedang Borjuis yang mulai menunjukkan giginya serta Pemerintah sebagai kendaraannya. Mereka hanya memperhatikan diri mereka sendiri dan bekerja-sama. Mereka hidup dengan bebas karena menjadi seperti apa adanya.
Seperti gambaran salah satu paham. Kaum Borjuis-Kapitalis, memiliki wajah Babi dengan cerutu besar memenuhi mulut kecilnya yang busuk. Namun sayangnya secara Deterministrik, karena mereka tidak berfikir untuk melakukan perubahan atas kesadaran.
Semakin menggilanya kendaraan tersebut sehingga menyebabkan Para Budak menjadi Roda yang hanya bisa bergerak tanpa bernafas. Walau mereka meminum darah untuk menunjukkan derita, merupakan hal sia-sia dimata Kapitalis. Bukan hal besar untuk ditakuti, dengan air Para Budak akan diam tanpa suara. Terus lakukan hal tersebut.
Menghasilkan begitu banyak produk dari produksi masal dengan tujuan menuju kesuksesan masa depan tanpa berfikir tentang kebersamaan. Mengotori Bumi dengan sampah pabrik atau sisa penjualan yang tidak mencapai target atau bahkan hanya sisa kecil yang bukan apa-apa karena kampanye telah menghasilkan Panen Emas.
Suara gemerincing emas akan terus bertalu sampai sumber daya menghabis tanpa sisa atau kesadaran menghempaskan segala yang Kapitalis miliki; adalah Hak Veto Tuhan.
Seperti gambaran salah satu paham. Kaum Borjuis-Kapitalis, memiliki wajah Babi dengan cerutu besar memenuhi mulut kecilnya yang busuk. Namun sayangnya secara Deterministrik, karena mereka tidak berfikir untuk melakukan perubahan atas kesadaran.
"Budak adalah kekayaan sesungguhnya bagi kelas yang berkuasa."
Semakin menggilanya kendaraan tersebut sehingga menyebabkan Para Budak menjadi Roda yang hanya bisa bergerak tanpa bernafas. Walau mereka meminum darah untuk menunjukkan derita, merupakan hal sia-sia dimata Kapitalis. Bukan hal besar untuk ditakuti, dengan air Para Budak akan diam tanpa suara. Terus lakukan hal tersebut.
Menghasilkan begitu banyak produk dari produksi masal dengan tujuan menuju kesuksesan masa depan tanpa berfikir tentang kebersamaan. Mengotori Bumi dengan sampah pabrik atau sisa penjualan yang tidak mencapai target atau bahkan hanya sisa kecil yang bukan apa-apa karena kampanye telah menghasilkan Panen Emas.
Suara gemerincing emas akan terus bertalu sampai sumber daya menghabis tanpa sisa atau kesadaran menghempaskan segala yang Kapitalis miliki; adalah Hak Veto Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar