Dibalik Ikrar Pernikahan

Pernikahan sebuah keindahan dan kebaikan menyimpan makna yang begitu luas. Ikatan suci yang memang diwajibkan untuk dilaksanakan.

Di dalam pernikahan terdapat begitu banyak ilmu pengetahuan dasar yang bisa kita peroleh, bukan hanya tentang bagaimana mencintai dengan tulus melainkan belajar sabar dan ikhlas.

Simbiosis Mutualisme.

"Aku terima nikahnya si dia binti ayah si dia dengan Mas Kawin".
Tapi tahukan makna Perjanjian, tersebut?

"Maka aku tanggung dosa-dosanya dari ayah dan ibunya. Dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga meninggalkan sholat. Semua yg berhubungan dengan pasangan kita nantinya, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku''.

Jika aku GAGAL?
"Maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku". (HR. Muslim)

Duhai para istri;
Begitu beratnya pengorbanan suamimu terhadapmu, karena saat Ijab terucap, Arsy-Nya berguncang karena beratnya perjanjian yg di buat oleh manusia di depan RABB nya, dgn di saksikan para malaikat dan manusia, maka andai saja kau menghisap darah dan nanah dari hidung suamimu, maka itupun belum cukup untuk menebus semua pengorbanan suami terhadapmu.
Semoga jadi untuk pengalaman yg sudah nikah maupun yang belum.
Semoga dapat Mengambil Hikmahnya dan beRmanfaat bagi kita khususnya bagi yg sudah pernah izab Kabul!!

Bukan hal yang mudah, bukan?
Pemikiran mengenai pernikahan belakangan ini hanya diartikan dengan 2 insan bersatu. Tidak lebih, sisanya akan mengatur sesuai dengan perencanaan awal.

Saat kita memutuskan untuk menikah, selayaknya kesiapan tentang mental, iman dan tanggung jawab juga harus tertata dengan baik. Segala hal apapun yang sudah diputuskan, kita harus siap menanggung resikonya. Karena Tuhan memberikan segala hal baik dibalik buruk dan hal buruk dibalik hal baik.

Ujian bukan halangan, melainkan motivasi untuk menunjukkan kekuatan iman dan rasa kasih. Ujian bukan menjadi tujuan untuk perpisahan.

Saat ujian datang, duduklah bersama dan bicarakan apa yang kita rasakan dan inginkan. Jalan keluar itu pasti ada, karena Tuhan menciptakan jawaban dengan limpahan kata baik. Disaat itulah kita belajar untuk dapat saling mendengarkan dan mengerti. Cinta itu fisik, waktu akan mengubahnya. Namun Kasih adalah kenangan. Kenangan akan selalu menemani dan tidak akan pernah hilang sampai kematian menjemput. Kasih akan dipelihara oleh keabadian.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Notes Dita Blog Design by Ipietoon