Indonesia sebagai negara berkembang sudah pasti membutuhkan para generasi Muda yang mampu Membangkitkan serta Mengharumkan Nama Bangsa. Dengan tujuan sederhana yang gak muluk-muluk, cukup dengan menjadi Futures Leaders. Sejauh ini Generasi Muda Indonesia masih minder dalam mengungkapkan inspirasi.
"Apa sih, hebatnya menjadi Futures Leaders?. Toh dengan kondisi sekarang aja, saya sudah nyaman."
Pemikiran seperti itu memang masih penjadi penguasa pada Mainset Generasi Muda Indonesia yang menjadi tempurung bagi kemajuan Bangsa.
Rumah Langsat bekerja sama dengan #XLFutureLeaders mengadakan dengan tema:
Sebuah acara dengan tujuan memompa semangat Generasi Muda untuk bangkit dan memecahkan tempurung tersebut dan segera menjadi seorang Futures Leader yang dikenal tak hanya di Indonesia namun di Dunia.
Hasnul Suhaimi CEO PT. XL Axiata memaparkan bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yg baik hanyalah:
1. Kreatifitas;
Tidak selalu ikut trend yang ada, berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.
2. Penguasaan Bahasa;
Bahasa global yang wajib digunakan untuk berkomunikasi.
3. Inovasi.
Menciptakan ide atau penemuan baru yang segar.
Sementara Handry CEO GE Indonesia berpendapat bahwa dengan menjadi pribadi / Pemimpin yang kompetitif dapat mempercepat kemajuan dari sebuah Negara. Setiap kali ada Number, tanyakan hal itu apakah itu bagus atau tidak. Jika dalam sebuah rangking, kita merangkak naik. Jangan kita langsung menjadi Bangga, kita harus lihat dulu siapa yang berada diposisi atas kita.
Jika mereka memiliki kualitas yang memang sempurna, maka boleh kita berbesar hati artinya kita bisa menyamai Number tersebut dan bukan dijadikan alasan untuk berhenti sampai pada Number itu saja. Namun jika mereka yang diatas kita memiliki kualitas dibawah kita dengan segala sudut pandang, kita seharusnya MALU dengan Number tersebut. Jika kita tidak bisa menjadi Global Players, maka kita tidak akan pernah bisa maju.
Character Building, Budaya Malu, Life Skills Generasi Indonesia harus lebih diasah lagi untuk dapat mencapai Number yang sempurna. Rendahnya semangat kompetisi karena rendah hati, yaitu malu untuk berbeda pendapat atau malu untuk berbicara, berdiskusi, argumentasi atau debat. Jika tidak segera diperbaiki maka Indonesia tidak akan pernah berani untuk bermimpi untuk menjadi salah satu Futures Leaders di Dunia.
Pemikiran seperti itu memang masih penjadi penguasa pada Mainset Generasi Muda Indonesia yang menjadi tempurung bagi kemajuan Bangsa.
Rumah Langsat bekerja sama dengan #XLFutureLeaders mengadakan dengan tema:
Hai pemimpi!
Ayo jadi pemimpin.
Sebuah acara dengan tujuan memompa semangat Generasi Muda untuk bangkit dan memecahkan tempurung tersebut dan segera menjadi seorang Futures Leader yang dikenal tak hanya di Indonesia namun di Dunia.
Hasnul Suhaimi CEO PT. XL Axiata memaparkan bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yg baik hanyalah:
1. Kreatifitas;
Tidak selalu ikut trend yang ada, berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda.
2. Penguasaan Bahasa;
Bahasa global yang wajib digunakan untuk berkomunikasi.
3. Inovasi.
Menciptakan ide atau penemuan baru yang segar.
Sementara Handry CEO GE Indonesia berpendapat bahwa dengan menjadi pribadi / Pemimpin yang kompetitif dapat mempercepat kemajuan dari sebuah Negara. Setiap kali ada Number, tanyakan hal itu apakah itu bagus atau tidak. Jika dalam sebuah rangking, kita merangkak naik. Jangan kita langsung menjadi Bangga, kita harus lihat dulu siapa yang berada diposisi atas kita.
Jika mereka memiliki kualitas yang memang sempurna, maka boleh kita berbesar hati artinya kita bisa menyamai Number tersebut dan bukan dijadikan alasan untuk berhenti sampai pada Number itu saja. Namun jika mereka yang diatas kita memiliki kualitas dibawah kita dengan segala sudut pandang, kita seharusnya MALU dengan Number tersebut. Jika kita tidak bisa menjadi Global Players, maka kita tidak akan pernah bisa maju.
"Jika impian kamu diambil, maka bermimpilah lagi."
"To be a leaders you have to dream."
Handry - CEO GE Indonesia
Character Building, Budaya Malu, Life Skills Generasi Indonesia harus lebih diasah lagi untuk dapat mencapai Number yang sempurna. Rendahnya semangat kompetisi karena rendah hati, yaitu malu untuk berbeda pendapat atau malu untuk berbicara, berdiskusi, argumentasi atau debat. Jika tidak segera diperbaiki maka Indonesia tidak akan pernah berani untuk bermimpi untuk menjadi salah satu Futures Leaders di Dunia.
"Don't complain so much!"
Iwan Setyawan - Penulis Buku Ibuk
0 komentar:
Posting Komentar